Apa yang bisa kita pelajari dari Pepsi dan Nestle
- Dabble Analytics
- 1 Okt 2022
- 2 menit membaca
Analisis harga merupakan aspek penting dalam industri ritel FMCG karena membantu perusahaan menentukan harga optimal untuk produknya. Analisis harga melibatkan pemeriksaan tren pasar, penetapan harga pesaing, dan perilaku pelanggan untuk mengidentifikasi strategi harga yang paling efektif untuk memaksimalkan keuntungan dan kepuasan pelanggan.

Salah satu contoh perusahaan yang berhasil memanfaatkan analisis harga adalah PepsiCo. Pada tahun 2012, PepsiCo ingin meningkatkan penjualan produk camilan di pasar Inggris. Untuk mencapai tujuan tersebut, perusahaan melakukan analisis harga yang melibatkan pemeriksaan elastisitas harga produknya dan menganalisis perilaku pelanggan.
Hasil analisis menunjukkan bahwa pelanggan di Inggris sangat sensitif terhadap harga dan bahkan peningkatan harga kecil bisa menyebabkan penurunan penjualan yang signifikan. Dengan wawasan ini, PepsiCo mengimplementasikan strategi harga baru yang melibatkan penurunan harga produk camilannya sebesar 5%. Akibatnya, perusahaan mengalami peningkatan penjualan produk camilan sebesar 10% di pasar Inggris.

Contoh lainnya adalah Nestle. Pada tahun 2014, Nestle ingin meningkatkan penjualan produk kopi di Brazil, pasar yang sangat kompetitif. Perusahaan melakukan analisis harga yang melibatkan pemeriksaan harga pesaingnya dan mengidentifikasi titik harga yang akan menarik minat pelanggan Brazil.
Hasil analisis menunjukkan bahwa pelanggan di Brazil sangat sensitif terhadap harga dan produk kopi Nestle memiliki harga yang lebih tinggi dibandingkan pesaingnya. Dengan wawasan ini, Nestle mengimplementasikan strategi harga baru yang melibatkan penurunan harga produk kopi sebesar 10%. Akibatnya, perusahaan mengalami peningkatan penjualan produk kopi sebesar 15% di Brazil.
Contoh-contoh ini menunjukkan bagaimana analisis harga dapat membantu perusahaan FMCG membuat keputusan yang tepat tentang strategi harga, yang dapat menghasilkan peningkatan penjualan dan pangsa pasar. Dengan menganalisis tren pasar dan perilaku pelanggan, perusahaan dapat mengidentifikasi strategi harga yang paling efektif untuk memaksimalkan keuntungan dan kepuasan pelanggan.
Sekarang, mari saya ajukan beberapa pertanyaan untuk memperdalam diskusi kita
Tentang analisis harga PepsiCo:
Bagaimana PepsiCo menentukan persentase pengurangan harga optimal untuk produk camilannya? Apakah ada risiko bahwa penurunan harga yang lebih besar dapat menyebabkan penurunan keuntungan?
Bagaimana PepsiCo memastikan bahwa penurunan harga tidak menyebabkan penurunan kualitas produk camilannya di mata pelanggan?
Apakah PepsiCo juga mempertimbangkan faktor lain selain harga, seperti penempatan produk dan promosi, dalam strateginya untuk meningkatkan penjualan produk camilan di Inggris?
Terkait analisis harga Nestle:
Bagaimana Nestle memastikan bahwa pengurangan harga tidak mengurangi persepsi kualitas produk kopi mereka di mata pelanggan?
Apakah Nestle mempertimbangkan dampak pengurangan harga terhadap margin laba dan keberlanjutan jangka panjang bisnis mereka di Brasil?
Apakah strategi pengurangan harga berkelanjutan dalam jangka panjang, atau apakah Nestle perlu terus menyesuaikan harga untuk tetap bersaing di pasar Brasil?
Pertanyaan-pertanyaan kritis ini menunjukkan pentingnya mempertimbangkan beberapa faktor dan risiko potensial saat melakukan analisis harga di industri ritel FMCG. Perusahaan harus memastikan bahwa strategi harga mereka tidak hanya efektif dalam meningkatkan penjualan dan pangsa pasar, tetapi juga berkelanjutan dan sejalan dengan tujuan bisnis jangka panjang mereka.
Comments